Rabu, 08 Oktober 2014

Sejarah Singkat Perguruan KOSIMO

Alm.KECIL ALIMUN adalah keturunan betawi yang merantau ke medan - Sumatra Utara dan diangkat menjadi keluarga Kerajaan Sulthan Deli ( Istana Maimon ) untuk melatih ilmu bela diri silat KOSIMO di keluarga Kerajaan Sulthan Deli. Nama "Kecil Alimun" menjadi terkenal di pulau Sumatra karena selalu menang pada setiap pertaruang melawan Pendekar - pendekar dan Jawara - jawara terhebat di Pulau Sumatra.

Kecil Alimun Wafat antara rentang tahun 1950 - 1965 dan sebagai penghormatan keluarga Sulthan Deli, Jasad Kecil Alimun dikebumikan di samping Masjid Raya Al-Mashun ( Sekarang Jl.SM Raja Medan ), dan nama beliau diabadikan menjadi nama gang di Jl.Puri,Kelurahan Kota Matsum III, Medan, yaitu : Gg.K.Alimun.

Pasca Indonesia Merdeka ( 17 Agustus 1945 ), Kecil Alimun tidak lagi mendapat kesejahteraan dari Kerajaan Sulthan Deli karena fungsi kerjaan sudah diambil alih oleh Sistem Pemerintahan NKRI ( Negara Kesatuan Republik Indonesia ), dan Kecil Alimun akhirnya membuka pelatihan Pencak Silat Kosimo di luar kerajaan ( Untuk Masyarakat Umum ), sebagai usaha dalam menafkahi keluarganya.

Pelatih Silat Kosimo mendapat sambutan baik di tengah masyarakat dan melahirkan generasi penerus yang terkenal diantaranya :
  1. Alm. Pak Sagi
  2. Alm. Pak Ibrahim
  3. Alm. Pak Nurdin
  4. Alm. Pak Pancal
  5. Alm. Pak Sukijo
  6. Alm. Pak Salim dan
  7. Pak Sulaiman
Pak Sulaiman sempat belajar juga dengan pak sukijo dan pak sagi, karena kecil alimun sudah semangkin tua.

Pak Sulaiman merupakan salah satu sesepuh yang turut membidani berdirinya IPSI di Sumatra Utara, selanjutnya pada tanggal 11 Februari 1991 Pak Sulaiman meng-akte-kan Silat Kosimo ber-badan hukum Yayasan Kosimo - Kantor Pusat berkedudukan di kota Medan-Sumatra Utara-Indonesia.

Silat KOSIMO merupakan aliran silat Cimande, Kwitang, dan Sholin yang diwarisi Alm. Kecil Alimun dari seorang Jagoan Betawi ahli dalam ilmu silat Cimande dan Kwitang bernama Pak JA'MAN ( 1901 M ) yang saat itu bertempat tinggal di Jalan Sawah Besar, Bendeng Jaga Monyet Betawi. Pak Ja'man pernah bertarung dengan seorang Pendekar yang berasal dari negeri China, Bernama Tankiam yang alhli dalam ilmu bela diri Sholin. Singkat cerita, dalam pertarungan melumpuhkan serangan tangan, Pak Ja'man lebih mahir dan unggul, namun dalam pertarungan menggunakan kaki ternyata Tankiam lebih terampil sehingga pak Ja'man agak sedikit kewalahan dalam menghadapinnya.
Akhirnya ilmu silat Cimande dan Kwitang dikobinasikan Pak Ja'man dengan ilmu silat Sholin yang dibawa oleh Tankiam. Dan Pak Ja'man menamakan silat kombinasi tersebut dengan sebutan "Korek Si Monyet" atau di singkat ( KOSIMO ).

Pak Sulaiman menurunkan ilmu Kosimo yang sekarang masih mengajar di jakarta dan di medan, Murid Pak Sulaiman yang terkenal.
  1. Muhammad Yusuf
  2. Andi Syahputra, S.Pd.I

Logo Kosimo


Selasa, 07 Oktober 2014

Arti Lambang KOSIMO




Warna:

Putih     : Kesucian hati dan pikiran
Merah   : Keberanian dalam menegakkan kebenaran
Kuning  : Rendah hati - Ibarat padi semangkin kuning semangkin merunduk
Hijau     : Aqidah Islam yang kuat
Hitam    : Keilmuan dan Kepemimpinan

 Gambar :

Lingkaran segi lima    = Rukun Islam :

  1. Dua kalimat syahadat
  2. Sholat
  3. Zakat
  4. Puasa
  5. Naik Haji
Tangan                        = Ciri khas bentuk " Jurus Korek " Silat Kosimo
Sabuk (KOSIMO)      = Semangat untuk berprestasi
Sarang Laba-laba       = Permainan silat jarak dekat, posisi tangan selalu Lengket dengan tubuh lawan